Zakat Fidyah bagi Lansia dan Penyakit Kronis: Bagaimana Mengatasinya?

Fidyah bagi lansia dan orang yang menderita penyakit kronis menjadi salah satu topik yang penting dalam ibadah puasa di bulan Ramadhan. Bagi mereka yang tidak mampu menjalankan puasa karena faktor usia yang lanjut atau kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan, zakat fidyah menjadi solusi sebagai bentuk penggantian atas puasa yang ditinggalkan. Artikel ini akan membahas bagaimana cara membayar fidyah bagi lansia dan orang yang menderita penyakit kronis dengan tepat, serta memberikan panduan praktis mengenai hal ini.

Fidyah bagi Lansia

Apa Itu Fidyah?

Fidyah adalah sebuah bentuk kompensasi atau tebusan yang diberikan bagi seseorang yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan karena alasan tertentu, seperti sakit yang berkepanjangan atau usia yang sangat lanjut. Fidyah ini diwajibkan sebagai pengganti puasa yang tidak dapat dilakukan dengan alasan yang sah dan tidak ada kemungkinan untuk menggantinya di lain waktu.

Dalam Islam, kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan memang merupakan salah satu rukun Islam. Namun, bagi mereka yang tidak mampu berpuasa, Allah memberi keringanan melalui fidyah, yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan ibadah dan juga membantu sesama yang membutuhkan.

Fidyah Bagi Lansia: Kapan Diperlukan?

Fidyah bagi lansia diperlukan apabila seseorang yang sudah mencapai usia lanjut dan mengalami kesulitan untuk berpuasa, baik itu karena daya tahan tubuh yang menurun atau penyakit-penyakit yang datang seiring bertambahnya usia. Lansia yang tidak mampu menjalankan puasa dengan alasan medis, dan kondisi ini diperkirakan tidak akan membaik, diwajibkan membayar fidyah sebagai pengganti puasa yang ditinggalkan.

Lansia yang sehat dan mampu berpuasa tentu diwajibkan menjalankan puasa Ramadhan. Namun, bagi lansia yang sudah menderita penyakit yang tidak dapat sembuh atau yang kondisi fisiknya tidak memungkinkan untuk berpuasa, mereka bisa membayar fidyah dengan memberikan makanan kepada orang miskin. Fidyah ini adalah cara untuk tetap memenuhi kewajiban agama meski tidak dapat berpuasa.

Fidyah untuk Penyakit Kronis: Apa yang Harus Dilakukan?

Bagi orang yang menderita penyakit kronis atau kondisi medis tertentu yang menyebabkan mereka tidak mampu berpuasa selama Ramadhan, fidyah juga menjadi solusi. Misalnya, seseorang yang menderita diabetes, gagal ginjal, atau penyakit jantung yang memerlukan perawatan khusus dan mengharuskan mereka untuk tidak berpuasa. Jika penyakit tersebut diperkirakan tidak akan sembuh atau memerlukan perawatan jangka panjang, maka mereka diwajibkan untuk membayar fidyah sebagai bentuk penggantian puasa yang ditinggalkan.

Menurut pandangan mayoritas ulama, orang yang menderita penyakit kronis yang tidak bisa sembuh (misalnya, penyakit yang membutuhkan pengobatan seumur hidup atau perawatan medis rutin) diwajibkan untuk membayar fidyah. Jika seseorang masih mampu berpuasa, maka ia diwajibkan untuk berpuasa. Namun, jika ia tidak mampu berpuasa sama sekali, maka fidyah adalah jalan keluarnya.

Bagaimana Cara Menghitung Fidyah Bagi Lansia dan Penyakit Kronis?

Menghitung fidyah sebenarnya tidak terlalu sulit. Fidyah dihitung berdasarkan makanan pokok yang biasa dikonsumsi di daerah tempat tinggal seseorang. Pada umumnya, fidyah berupa pemberian makanan pokok, seperti beras, gandum, kurma, atau makanan lain yang menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat setempat.

Langkah-langkah Menghitung Fidyah:

  1. Tentukan jenis makanan pokok yang biasa dikonsumsi oleh orang yang membayar fidyah, misalnya beras.
  2. Tentukan jumlah makanan yang harus diberikan, biasanya dihitung per orang yang menerima fidyah. Satu fidyah setara dengan memberi makan satu orang miskin untuk satu hari. Di beberapa negara, jumlah yang biasa diberikan untuk fidyah adalah sekitar 1,5 kilogram beras per hari.
  3. Kalikan jumlah hari puasa yang ditinggalkan dengan jumlah makanan yang harus diberikan. Misalnya, jika seseorang tidak bisa berpuasa selama sebulan penuh (30 hari), maka mereka harus memberikan fidyah untuk 30 hari, yang berarti memberi makan 30 orang miskin.
    • Misalnya, jika satu orang miskin mendapatkan 1,5 kg beras per hari, maka untuk 30 hari puasa yang ditinggalkan, maka totalnya adalah:
      1,5 kg x 30 hari = 45 kg beras.
  4. Menentukan biaya fidyah dalam bentuk uang. Jika seseorang memilih untuk memberikan fidyah dalam bentuk uang, maka bisa dihitung berdasarkan harga makanan pokok (misalnya beras) yang berlaku di pasar setempat. Biaya fidyah biasanya ditetapkan oleh lembaga zakat atau ulama setempat untuk memudahkan masyarakat.

Berapa Banyak Fidyah yang Harus Dibayar?

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah perhitungan sederhana untuk fidyah bagi lansia atau orang dengan penyakit kronis:

  • Makanan pokok yang digunakan: Beras
  • Jumlah fidyah: 1,5 kg beras per hari per orang miskin
  • Jumlah hari yang ditinggalkan: 30 hari puasa (untuk satu bulan penuh)

Maka, jika seseorang tidak berpuasa karena usia lanjut atau penyakit kronis, mereka harus membayar fidyah sebesar 45 kg beras (1,5 kg x 30 hari). Jika fidyah dibayar dalam bentuk uang, maka jumlah yang dibayarkan akan bergantung pada harga beras yang berlaku di daerah tersebut.

Fidyah untuk Orang Lain yang Tidak Mampu Berpuasa

Bagi keluarga atau kerabat yang merawat lansia atau penderita penyakit kronis, mereka bisa membantu dengan membayar fidyah atas nama orang yang tidak bisa berpuasa. Ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dalam keluarga untuk memenuhi kewajiban agama.

Namun, perlu diingat bahwa fidyah hanya dibayarkan untuk orang yang tidak mampu berpuasa sama sekali, baik karena usia lanjut maupun karena penyakit yang tidak ada harapan untuk sembuh. Jika seseorang masih bisa berpuasa meski dengan kesulitan, maka mereka diwajibkan untuk tetap berpuasa.

Amalan Lain untuk Lansia dan Penyakit Kronis

Selain membayar fidyah, lansia dan penderita penyakit kronis juga dianjurkan untuk tetap berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan lain selama bulan Ramadhan. Beberapa amalan yang bisa dilakukan adalah:

  • Membaca Al-Qur’an: Meskipun tidak berpuasa, membaca Al-Qur’an tetap sangat dianjurkan.
  • Dzikir dan Doa: Berzikir dan berdoa adalah ibadah yang bisa dilakukan kapan saja, dan ini sangat bermanfaat untuk memperkuat iman.
  • Berbagi dengan Sesama: Lansia dan orang dengan penyakit kronis bisa melakukan amal baik seperti memberikan sedekah atau membantu orang yang membutuhkan.

Kesimpulan

Fidyah bagi lansia dan orang yang menderita penyakit kronis merupakan kewajiban yang harus dipenuhi jika mereka tidak dapat menjalankan puasa karena alasan medis atau usia. Fidyah adalah bentuk kompensasi yang menggantikan puasa yang ditinggalkan, dan dihitung berdasarkan makanan pokok yang biasa dikonsumsi. Melalui pembayaran fidyah, umat Islam tetap bisa memenuhi kewajiban agama dengan cara yang sesuai dengan kondisi mereka. Selain itu, bulan Ramadhan tetap menjadi waktu yang penuh berkah untuk melakukan amalan-amalan lain yang memperbaiki hubungan dengan Allah dan membantu sesama.

Baca Juga :

Mari kita tunaikan Zakat Maal dan bersihkan harta kita untuk menenangkan jiwa. Teman-teman #SahabatHebatLaju, saatnya berbagi dan membantu mereka yang membutuhkan. KLIK DISINI untuk berdonasi dan berbuat kebaikan.

  • Jika Kamu suka dengan artikel ini, silahkan share melalui Media Sosial kamu.
  • Atau Kunjungi www.lajupeduli.org untuk mendapatkan artikel terupdate tentang Palestina
  • Jangan lupa ikuti sosial media kami

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top